Pada suatu ketika iblis berkehendak akan mengerahkan semua bala tentara yang dimilikinya ke seluruh pelosok dunia. Kemudian di depan segenap balatentaranya itu iblis berkata : “Wahai para bala tentaraku, barangsiapa yang lebih besar fitnahnya maka itulah yang terdekat denganku serta yang paling tinggi derajatnya dihadapanku. Oleh sebab itu, pergilah kalian kepada semua manusia, sebarkanlah fitnah sebesar-besarnya atas diri mereka. Dan, barangsiapa diantara kalian ada yang bisa menyebarkan fitnah yang sedemikian besar sehingga fitnahnya itu mampu menyesatkan seorang muslim maka aku akan berikan ‘mahkota’ di atas kepalanya“.
Segera saja berbondong-bondong bala tentara iblis itu pergi menjalankan perintah tuannya, iblis si raja kejahatan. Sejurus kemudian salah satu dari bala tentaranya itu datang kepadanya dan berkata : “ Saya telah berhasil menggangu hubungan antara seorang Muslim dengan Muslim yang lainnya, sehingga hubungan diantara mereka berdua menjadi terputus “. Iblis segera menukasnya : “ Itu masih bukan apa-apa, karena mungkin mereka berdua masih bisa berdamai lagi “.
Selanjutnya salah satu yang lainnya dari bala tentaranya datang menyusul dan melaporkan hasil kerjanya : : “ Saya telah berhasil menggoda seorang Muslim sehingga dia menceraikan istrinya “. Iblis segera menjawabnya : “ Itu belum seberapa, karena mungkin dia akan segera rujuk kembali atau menikah lagi “.
Tak lama kemudian, salah satu dari sekian banyak bala tentaranya itu datang menghadap kepada iblis dan selanjutnya dengan penuh kebanggan melaporkan hasil kerjanya kepada iblis : “ Saya telah menyebarkan sesuatu fitnah ditengah-tengah manusia, sehingga dengan fitnah itu menjadikan mereka dan termasuk pula orang Muslim menjadi tergoda untuk melakukan perbuatan zina “.
Mendengar hal itu maka iblis pun tertawa dengan sangat gembira, selanjutnya ia berkata dengan penuh kegembiraan : “ Sungguh hebat usahamu, dan itulah yang aku harapkan. Terimalah mahkota ini untukmu, iblis pun kemudian memahkotai kepala dari bala tentaranya itu dengan mahkota yang menunjukkan tinggi derajatnya dihadapan iblis laknatullah.
Salah satu hikmah yang terkandung dari kisah tersebut diatas adalah perbuatan zina merupakan salah satu perbuatan yang sangat diinginkan iblis agar dilakukan oleh manusia. Kemudian menyebarnya suatu fitnah diantara manusia, dimana fitnah itu dapat mengakibatkan manusia mendekat kepada perbuatan zina atau dapat menggoda manusia untuk melakukan perbuatan zina, merupakan suatu fitnah yang sangat diinginkan oleh iblis. Dan menyebarkan fitnah keji seperti itu merupakan perbuatan yang sangat tinggi derajat kejahatannya, sehingga iblis dengan suka cita akan menghadiahkan mahkotanya.
Berkenaan dengan perbuatan zina ini, Allah SWT berfirman : “ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “ (QS. Al.Isra’ : 32).
Berkait dengan itu, fitnah berupa ‘pornografi dan pornoaksi’ yang merebak ditengah kehidupan masyarakat merupakan kategori fitnah yang dapat mengakibatkan manusia untuk mendekat kepada perbuatan zina atau dapat menggoda manusia untuk melakukan perbuatan zina. Sehingga, sesuatu perbuatan yang secara langsung maupun secara tidak langsung beresensi ikut mendukung langgengnya kehadiran ‘pornografi dan pornoaksi’ ditengah perikehidupan bermasyarakat, pada hakikatnya merupakan suatu perbuatan yang derajat kejahatannya sungguh tak terkira tingginya. Dan, sudah selayaknya pula jika kemudian si raja kejahatan dan kemaksiatan -iblis laknatullah- akan memberikan mahkota di atas kepalanya.
Akhirulkalam, inginkah kepala kita ini dihiasi dengan mahkota iblis ?. Naudzubillahimindzaliq.
Wallahu’alambishawab.
Segera saja berbondong-bondong bala tentara iblis itu pergi menjalankan perintah tuannya, iblis si raja kejahatan. Sejurus kemudian salah satu dari bala tentaranya itu datang kepadanya dan berkata : “ Saya telah berhasil menggangu hubungan antara seorang Muslim dengan Muslim yang lainnya, sehingga hubungan diantara mereka berdua menjadi terputus “. Iblis segera menukasnya : “ Itu masih bukan apa-apa, karena mungkin mereka berdua masih bisa berdamai lagi “.
Selanjutnya salah satu yang lainnya dari bala tentaranya datang menyusul dan melaporkan hasil kerjanya : : “ Saya telah berhasil menggoda seorang Muslim sehingga dia menceraikan istrinya “. Iblis segera menjawabnya : “ Itu belum seberapa, karena mungkin dia akan segera rujuk kembali atau menikah lagi “.
Tak lama kemudian, salah satu dari sekian banyak bala tentaranya itu datang menghadap kepada iblis dan selanjutnya dengan penuh kebanggan melaporkan hasil kerjanya kepada iblis : “ Saya telah menyebarkan sesuatu fitnah ditengah-tengah manusia, sehingga dengan fitnah itu menjadikan mereka dan termasuk pula orang Muslim menjadi tergoda untuk melakukan perbuatan zina “.
Mendengar hal itu maka iblis pun tertawa dengan sangat gembira, selanjutnya ia berkata dengan penuh kegembiraan : “ Sungguh hebat usahamu, dan itulah yang aku harapkan. Terimalah mahkota ini untukmu, iblis pun kemudian memahkotai kepala dari bala tentaranya itu dengan mahkota yang menunjukkan tinggi derajatnya dihadapan iblis laknatullah.
Salah satu hikmah yang terkandung dari kisah tersebut diatas adalah perbuatan zina merupakan salah satu perbuatan yang sangat diinginkan iblis agar dilakukan oleh manusia. Kemudian menyebarnya suatu fitnah diantara manusia, dimana fitnah itu dapat mengakibatkan manusia mendekat kepada perbuatan zina atau dapat menggoda manusia untuk melakukan perbuatan zina, merupakan suatu fitnah yang sangat diinginkan oleh iblis. Dan menyebarkan fitnah keji seperti itu merupakan perbuatan yang sangat tinggi derajat kejahatannya, sehingga iblis dengan suka cita akan menghadiahkan mahkotanya.
Berkenaan dengan perbuatan zina ini, Allah SWT berfirman : “ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “ (QS. Al.Isra’ : 32).
Berkait dengan itu, fitnah berupa ‘pornografi dan pornoaksi’ yang merebak ditengah kehidupan masyarakat merupakan kategori fitnah yang dapat mengakibatkan manusia untuk mendekat kepada perbuatan zina atau dapat menggoda manusia untuk melakukan perbuatan zina. Sehingga, sesuatu perbuatan yang secara langsung maupun secara tidak langsung beresensi ikut mendukung langgengnya kehadiran ‘pornografi dan pornoaksi’ ditengah perikehidupan bermasyarakat, pada hakikatnya merupakan suatu perbuatan yang derajat kejahatannya sungguh tak terkira tingginya. Dan, sudah selayaknya pula jika kemudian si raja kejahatan dan kemaksiatan -iblis laknatullah- akan memberikan mahkota di atas kepalanya.
Akhirulkalam, inginkah kepala kita ini dihiasi dengan mahkota iblis ?. Naudzubillahimindzaliq.
Wallahu’alambishawab.